Mengungkap Kebenaran Mitos di Tanah Lot, Bali
Pulau
Bali adalah salah satu pulau kebanggaan bangsa Indonesia yang keindahan alam dan keragaman budayanya
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kami
rombongan widya wisata SMAN 1 Manyar “Amazing Bali 2015” pun tak lupa untuk
menikmati keindahan pulau dewata tersebut pada akhir April 2015 lalu.
Keragaman adat dan budaya masyarakat
bali selalu dijunjung tinggi hingga saat ini. Bahkan ritual-ritual maupun
upacara adat yang dilakukan masyarakat Bali masih seperti sedia kala. Tak
jarang ritual-ritual maupun upacara adat yang dilakukan masyarakat Bali itu
menarik perhatian wisatawan local maupun wisatawan mancanegara untuk
menyaksikani keunikan dan keindahan adat dan budaya masyarakat bali tersebut.
Disamping keindahan alam dan
keragaman budaya yang unik, pulau Bali juga menyimpan mitos-mitos yang tersebar
di masyarakatnya bahkan beberapa mitos itu sampai di telinga para wisatawan yang
berkunjung ke Pulau
Seribu Pura ini. Salah satu
mitos tersebut adalah mitos yang ada di Tanah Lot.
Berkembangnya mitos bahwa pasangan
yang belum resmi akan segera putus setelah berkunjung ke Tanah Lot serta
larangan bagi wanita yang sedang haid dan hamil untuk berkunjung ke wilayah
pura Tanah Lot. Sebagian masyarakat membenarkan mitos ini namun kebanyakan
diantara mereka tidak percaya dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat
mengenai Tanah Lot. Hal ini menggugah kami untuk mengungkap kebenaran
mitos-mitos tersebut.
Sebelum mengungkap kebenaran
mitos-mitos tersebut lebih dalam, kita mulai pembahasan ini dengan mengenal
objek wisata yang akan kami bahas yakni Tanah Lot. Berdasarkan sejarah, Tanah
Lot berasal dari dua kata yakni “Tanah” yang berarti tempat berdiri para
manusia dan dapat diartikan pula sebagai batu karang. Dan kata “Lot” yang
berarti laut. Jadi Tanah Lot adalah batu karang yang ada di tengah laut. Di
atas batu karang tersebut, pada abad ke-16 dibangun sebuah pura oleh brahmana
dari Jawa yang bernama Danghyang Nirartha. Objek wisata yang terletak di
Beraban, Kediri, Tabanan, Bali ini dikelilingi oleh pura-pura dan tempat yang
disucikan. Berikut adalah beberapa mitos di Tanah Lot dan kebenaran yang
tersembunyi di dalamnya :
1.
Pasangan
yang belum menikah akan putus saat datang bersama ke Tanah Lot
Tidak
jelas bagaimana awalnya mitos ini bisa muncul. Menurut masyarakat asli Bali,
mitos ini diciptakan oleh segelintir orang iseng yang hanya mengatas namakan
putusnya hubungan mereka setelah pergi bersama ke tanah lot. Padahal bisa jadi
sebelum datang ke Tanah Lot hubungan mereka telah bermasalah atau saat disana
salah satu diantara mereka bertemu dengan orang lain dan menjalin hubungan
dengan orang baru tersebut.
Di
sisi lain, munculnya mitos ini bertujuan agar kesucian pura yang ada di atas
tanah lot tetap terjaga. Karena apabila pasangan yang belum resmi datang
bersama dapat menimbulkan zina yang dapat mengotori kesucian pura Tanah Lot.
2.
Wanita
haid akan membawa bencana jika menginjakkan kaki di pura yang ada di atas Tanah
Lot
Mitos ini muncul karena konon pada
jaman dahulu ada seoraang wanita yang tengah haid melewati jembatan yang menghubungkan
pura diatas tanah lot dengan tebing yang berada di utaranya. Namun tiba-tiba
jembatan itu ambruk dan hingga kini tidak ada lagi jembatan ini.
Pada umumnya, wanita haid memang
tidak boleh menginjakkan diri di tempat suci keagamaan karena dianggap dapat
mengotori tempat suci tersebut. Terutama di Tanah Lot yang diatasnya terdapat
pura yang digunakan sebagai tempat sembahyang
umat hindu untuk menyembah dewa penguasa laut.
3.
Air
suci di bawah pura Tanah Lot dapat membuat awet muda bagi yang meminumnya
Mata
air tawar yang berada di bawah pura tanah lot yang disucikan oleh masyarakat
Bali itu dianggap dapat membuat awet muda bagi siapa saja yang
meminumnya. Mitos ini bisa saja muncul karena air tawar sangatlah berguna bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Apalagi air tawar di Tanah Lot
tersebut berada diantara air laut yang asin.
4.
Memegang
ular suci yang berada di gua bawah pura dapat membawa keberkahan.
Mitos ini muncul karena konon ular
suci yang berada di gua tersebut adalah perwujudan selendang milik Danhyang
Nirartha. Dimana telah kita ketahui bahwa beliau adalah Brahmana dari Jawa yang
menyebarkan agama hindu di pulau Bali.
Kami
membuat tulisan ini berdasarkan pada hasil wawancara dengan guide kami saat di
Bali, pengamatan yang kami lakukan di Tanah Lot, dan informasi yang kami
dapatkan dari internet. Proses pengambilan data kami lakukan pada Hari Minggu
26 April 2015 selama dalam perjalanan menuju Tanah Lot dan pada saat di objek
wisata Tanah Lot, Bali.
Melalui kegiatan ini, kami dapat
menyimpulkan bahwa setiap tempat memiliki mitos dan legenda dibalik keindahan
alam dan budayanya. Sebenarnya terselip kebenaran yang mendasari terbentuknya
mitos tersebut.
Seperti halnya di Tanah Lot yang
memiliki mitos-mitos seperti pasangan yang belum menikah akan putus saat datang
bersama ke Tanah Lot, wanita haid akan membawa bencana jika menginjakkan kaki
di pura yang ada di atas Tanah Lot, air suci di bawah pura Tanah Lot dapat membuat awet muda bagi yang meminumnya, dan memegang ular suci yang berada di gua bawah
pura dapat membawa keberkahan. Dibalik itu semua, kita sebagai makhluk ciptaan
Tuhan hanya percaya kepadaNya dan semua
ciptaanNya serta selalu memandang sisi positif mitos-mitos tersebut. Seperti
dengan tidak mudah mempercayai mitos-mitos yang belum diketahui kebenaranya,
selalu menjaga ciptaan Tuhan, menjaga lingkungan, dan semakin mendekatkan diri
kepadaNya serta menghargai kepercayaan
agama lain.
Daftar Pustaka
http://sayindonesia.blogspot.com/2012/04/behind-scenes-kkl-ugm-2012-bali-1.html
No comments:
Post a Comment