Friday, June 5, 2015

Mengungkap Kebenaran Mitos di Tanah Lot, Bali





Mengungkap Kebenaran Mitos di Tanah Lot, Bali

           Pulau Bali adalah salah satu pulau kebanggaan bangsa Indonesia yang  keindahan alam dan keragaman budayanya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kami rombongan widya wisata SMAN 1 Manyar “Amazing Bali 2015” pun tak lupa untuk menikmati keindahan pulau dewata tersebut pada akhir April 2015 lalu.
            Keragaman adat dan budaya masyarakat bali selalu dijunjung tinggi hingga saat ini. Bahkan ritual-ritual maupun upacara adat yang dilakukan masyarakat Bali masih seperti sedia kala. Tak jarang ritual-ritual maupun upacara adat yang dilakukan masyarakat Bali itu menarik perhatian wisatawan local maupun wisatawan mancanegara untuk menyaksikani keunikan dan keindahan adat dan budaya masyarakat bali tersebut.
            Disamping keindahan alam dan keragaman budaya yang unik, pulau Bali juga menyimpan mitos-mitos yang tersebar di masyarakatnya bahkan beberapa mitos itu sampai di telinga para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Seribu Pura ini. Salah satu mitos tersebut adalah mitos yang ada di Tanah Lot.
            Berkembangnya mitos bahwa pasangan yang belum resmi akan segera putus setelah berkunjung ke Tanah Lot serta larangan bagi wanita yang sedang haid dan hamil untuk berkunjung ke wilayah pura Tanah Lot. Sebagian masyarakat membenarkan mitos ini namun kebanyakan diantara mereka tidak percaya dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat mengenai Tanah Lot. Hal ini menggugah kami untuk mengungkap kebenaran mitos-mitos tersebut.
            Sebelum mengungkap kebenaran mitos-mitos tersebut lebih dalam, kita mulai pembahasan ini dengan mengenal objek wisata yang akan kami bahas yakni Tanah Lot. Berdasarkan sejarah, Tanah Lot berasal dari dua kata yakni “Tanah” yang berarti tempat berdiri para manusia dan dapat diartikan pula sebagai batu karang. Dan kata “Lot” yang berarti laut. Jadi Tanah Lot adalah batu karang yang ada di tengah laut. Di atas batu karang tersebut, pada abad ke-16 dibangun sebuah pura oleh brahmana dari Jawa yang bernama Danghyang Nirartha. Objek wisata yang terletak di Beraban, Kediri, Tabanan, Bali ini dikelilingi oleh pura-pura dan tempat yang disucikan. Berikut adalah beberapa mitos di Tanah Lot dan kebenaran yang tersembunyi di dalamnya :

            1.      Pasangan yang belum menikah akan putus saat datang bersama ke Tanah Lot

            Tidak jelas bagaimana awalnya mitos ini bisa muncul. Menurut masyarakat asli Bali, mitos ini diciptakan oleh segelintir orang iseng yang hanya mengatas namakan putusnya hubungan mereka setelah pergi bersama ke tanah lot. Padahal bisa jadi sebelum datang ke Tanah Lot hubungan mereka telah bermasalah atau saat disana salah satu diantara mereka bertemu dengan orang lain dan menjalin hubungan dengan orang baru tersebut.
            Di sisi lain, munculnya mitos ini bertujuan agar kesucian pura yang ada di atas tanah lot tetap terjaga. Karena apabila pasangan yang belum resmi datang bersama dapat menimbulkan zina yang dapat mengotori kesucian pura Tanah Lot.

 2.      Wanita haid akan membawa bencana jika menginjakkan kaki di pura yang ada di atas Tanah Lot

            Mitos ini muncul karena konon pada jaman dahulu ada seoraang wanita yang tengah haid melewati jembatan yang menghubungkan pura diatas tanah lot dengan tebing yang berada di utaranya. Namun tiba-tiba jembatan itu ambruk dan hingga kini tidak ada lagi jembatan ini.
            Pada umumnya, wanita haid memang tidak boleh menginjakkan diri di tempat suci keagamaan karena dianggap dapat mengotori tempat suci tersebut. Terutama di Tanah Lot yang diatasnya terdapat pura yang digunakan sebagai tempat sembahyang umat hindu untuk menyembah dewa penguasa laut.


3.      Air suci di bawah pura Tanah Lot dapat membuat awet muda bagi yang meminumnya


            Mata air tawar yang berada di bawah pura tanah lot yang disucikan oleh masyarakat Bali itu dianggap dapat membuat awet muda bagi siapa saja yang meminumnya. Mitos ini bisa saja muncul karena air tawar sangatlah berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Apalagi air tawar di Tanah Lot tersebut berada diantara air laut yang asin.

4.      Memegang ular suci yang berada di gua bawah pura dapat membawa keberkahan.


            Mitos ini muncul karena konon ular suci yang berada di gua tersebut adalah perwujudan selendang milik Danhyang Nirartha. Dimana telah kita ketahui bahwa beliau adalah Brahmana dari Jawa yang menyebarkan agama hindu di pulau Bali.

                 Kami membuat tulisan ini berdasarkan pada hasil wawancara dengan guide kami saat di Bali, pengamatan yang kami lakukan di Tanah Lot, dan informasi yang kami dapatkan dari internet. Proses pengambilan data kami lakukan pada Hari Minggu 26 April 2015 selama dalam perjalanan menuju Tanah Lot dan pada saat di objek wisata Tanah Lot, Bali.

            Melalui kegiatan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa setiap tempat memiliki mitos dan legenda dibalik keindahan alam dan budayanya. Sebenarnya terselip kebenaran yang mendasari terbentuknya mitos tersebut.
            Seperti halnya di Tanah Lot yang memiliki mitos-mitos seperti pasangan yang belum menikah akan putus saat datang bersama ke Tanah Lot, wanita haid akan membawa bencana jika menginjakkan kaki di pura yang ada di atas Tanah Lot, air suci di bawah pura Tanah Lot dapat membuat awet muda bagi yang meminumnya, dan memegang ular suci yang berada di gua bawah pura dapat membawa keberkahan. Dibalik itu semua, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hanya  percaya kepadaNya dan semua ciptaanNya serta selalu memandang sisi positif mitos-mitos tersebut. Seperti dengan tidak mudah mempercayai mitos-mitos yang belum diketahui kebenaranya, selalu menjaga ciptaan Tuhan, menjaga lingkungan, dan semakin mendekatkan diri kepadaNya serta menghargai kepercayaan agama lain.

           







Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment